Deteksi Bakteri Staphylococcus sp. pada Swab Rongga Mulut Mahasiswa D3 TLM IIK Bhakti Wiyata Kediri yang Memakai Kawat Gigi

Penulis

  • Poppy Prila Nanggita Program Studi D3 Teknologi Laboratorium Medis IIK Bhakti Wiyata Kediri
  • Binti Mu’arofah Program Studi D3 Teknologi Laboratorium Medis IIK Bhakti Wiyata Kediri
  • Triffit Imasari Program Studi D4 Teknologi Laboratorium Medis IIK Bhakti Wiyata Kediri
  • Kurniawan Santoso Program Studi D3 Teknologi Laboratorium Medis IIK Bhakti Wiyata Kediri & Klinik Surya Prima Husada Kunjang

DOI:

https://doi.org/10.56399/jst.v4i1.82

Kata Kunci:

Kawat gigi, Rongga mulut, Staphylococcus sp, Mahasiswa

Abstrak

Dewasa ini, kawat gigi sedang banyak digunakan oleh kalangan remaja khususnya mahasiswa. Kawat gigi berguna untuk merapikan susunan gigi maupun untuk kepentingan bergaya (fashion). Tak jarang, penggunaan kawat gigi dapat mempengaruhi kebersihan rongga mulut. Pengguna kawat gigi seringkali tidak memperhatikan kebersihan rongga mulut dan mengakibatkan pertumbuhan bakteri, salah satunya adalah Staphylococcus sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan dan presentase bakteri Staphylococcus sp. serta bakteri lain yang terdapat pada rongga mulut mahasiswa D3 TLM IIK Bhakti Wiyata Kediri yang memakai kawat gigi. Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif dengan teknik pengambilan sampel berupa total sampling sejumlah 7 sampel. Penelitian ini dilakukan dengan kultur sampel secara kualitatif pada media BAP, MSA serta NAS yang dilanjutkan dengan tes katalase dan koagulase. Setelah dilakukan penelitian, terdeteksi adanya bakteri Staphylococcus aureus yang terdapat pada 7 sampel dengan presentase 100%. Selain itu, terdapat bakteri selain Staphylococcus sp. namun tidak teridentifikasi. Oleh karena itu, diharapkan bagi seluruh masyarakat, khususnya pemakai kawat gigi untuk menjaga kebersihan gigi dan rongga mulut agar terhindar dari gangguan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus sp.

 

Referensi

Almasyhuri & Sundari, D. (2019). Uji Aktivitas Antiseptik Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper betle Linn.) dalam Obat Kumur terhadap Staphylococcus aureus secara in Vitro. Jurnal Kefarmasian Indonesia, 9(1), 10–18.

Arbhi, T.A., Afrina., Dewa, J.G. 2021. Konsentrasi Hambat dan Bunuh Minuman Formula Hidrogel Ekstrak Daun Tin (Ficus carica) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus. Cakradonya Dental Journal, 13(1): 22-31.

Darwis, R. S., Endro, H., & Kartika, W. (2018). Pengaruh Perawatan Ortodonti dengan Beberapa Jenis Alat Ortodonti Terhadap Perubahan pH dan Volume Saliva. Medika Kartika Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 1(2), 126–133.

Goenharto, S., Rusdiana, E., & Khairyyah, I. N. (2017). Comparison Between Removable and Fixed Orthodontic Retainers. Journal of Vocational Health Studies, 1(2), 82–87.

Hardisari, R., Kurniati, E., Rachmawati, F., Kesehatan, J. A., Kemenkes, P., Ngadinegaran, Y., & Ngadinegaran, J. (2015). Perbedaan Jumlah Bakteri Rongga Mulut Sebelum dan Sesudah Berkumur dengan Berbagai Konsentrasi Rebusan Daun Salam (Eugenia Polyantha Wight). Jurnal Teknologi Laboratorium Medis, 4(2), 91–95.

Hardita, W. A. 2016. Perbedaan Jumlah Flora Normal Rongga Mulut Pada Usia Lanjut dan Dewasa Yang Pernah Menerima Pengobatan Antibiotik di Bandar Lampung. Skripsi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Hedberg, Y.S. et al. Metal release from stainless steel in biological environments: A review. Bionterphases. 2015. 11(1): 2-15.

Jawetz, Mellnick, & Adelberg. (2012). Mikrobiologi Kedokteran Edisi 25. Jakarta: EGC.

Karimela, E. J., Ijong, F. G., Palawe, J. F., & Mandeno, J. A. (2018). Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus epidermis pada Ikan Asap Pinekuhe. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, 9(1), 35–42.

Kemenkes RI. (2018). Laporan Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes RI.

Khasanah, H. R., Muslim, Z., Putri Widelia Welkriana, D. (2019). Uji Sensitifitas Bakteri Gram Positif pada Plak Gigi Terhadap Antibiotika. Jurnal Ilmiah, 14(2), 36-41.

Kornanda, Razvi F. 2020. Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus pada Media Blood Agar Plate (BAP) dengan Penambahan Golongan Darah AB dan Defibrinasi. Stikes Hutama Abdi Husada.

Krihariyani, D., Woelansari, E. D., & Kurniawan, E. (2016). Pola Pertumbuhan Staphylococcus aureus pada Media Agar Darah Manusia Golongan O, AB, dan Darah Domba Sebagai Kontrol. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, 3(2), 191–200.

Kuswiyanto. (2016). Buku Ajar Analis Kesehatan Bakteriologi 2. Jakarta: EGC.

Manu, K. R., Tangkonda, E., & Gelolodo, M. A. (2019). Isolasi dan Identifikasi Terhadap Bakteri Penyebab Mastitis pada Sapi Perah di Desa Benlutu Kecamatan Batu Putih Kabupaten Timor Tengah Selatan. Jurnal Veteriner Nusantara, 2(2), 10–19.

Masturoh, I., & T, N. A. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI.

Miranti, M., Zun Nur, S., Mauligita, A., & Saputra Wijaya, A. (2019). Isolation and Identification of Streptococcus mutans and Streptococcus sanguinis from Dental Rubber Bracket in Determining the Prevalence of Plaque Formation. Journal Biology dan Sains, 37-41.

Nisyak, K., & Hartiningsih, S. (2020). Aktivitas Antibakteri Minyak Serai Dapur dan Minyak Adas pada Staphylococcus aureus di Ruang Inap Rumah Sakit. Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia, 13(2), 61–69.

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Prihatini, Aryati, & Hetty. (2018). Identifikasi Cepat Mikoorganisme Menggunakan Alat Vitek-2. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, 13(3), 129-132.

Purnomo, A., Hartatik, Salasia, S. I. O., & Soegiyono. (2006). Isolasi dan Karakterisasi Staphylococcus aureus Asal Susu Kambing Peranakan Ettawa. Media Kedokteran Hewan, 22(3), 142–147.

Puspitasari, A. M., Ratnawati, D. E., & Widodo, A. W. (2018). Klasifikasi Penyakit Gigi dan Mulut Menggunakan Metode Support Vector Machine. J-Ptiik, 2(2), 802–810.

Putri, M. H., Sukini, & Yodong. (2017). Mikrobiologi. Jakarta: Kemenkes RI.

Rahmadani, Ayu., Budiyono., Suhartono. 2017. Gambaran Keberadaan Bakteri Staphylococcus aureus, Kondisi Lingkungan Fisik, dan Angka Lempeng Total di Udara Ruang Rawat Inap RSUD Prof. DR. M.A Hanafiah SM Batusangkar. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(5), 493.

Rahmi, Y., Darmawi, Abrar, M., Jamin, F., Fakhrurrazi, & Fahrimal, Y. (2015). Identifikasi Bakteri Staphylococcus aureus pada Preputium dan Vagina Kuda (Equus caballus). Jurnal Medika Veterinaria, 9(2), 154–158.

Safrida, Y.D., C. Yulvizar. C. N. Devira. 2012. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Berpotensi Probiotik pada Ikan Kembung (Rastrelliger sp.). Depik. 1 (3): 200 – 203.

Saimah, S., B. Sudarwanto, M., & Latif, H. (2016). Decontamination of Escherichia coli and Staphylococcus aureus in Edible Bird´s Nest Using Heat Treatment. Indonesian Journal of Veterinary Sciences, 10(2), 143–147.

Sapkota, A. (2022). Staphylococcus saprophyticus- An Overview. https://microbenotes.com/Staphylococcus-saprophyticus/

Sari, Ni Wayan., Sagung C.Y. 2022. Formulasi Obat Kumur Pencegah Infeksi Rongga Mulut Berbasis Nanopartikel Perak Ekstrak Daun Keji Beling. Prosiding Workhsop dan Seminar Nasional Farmasi 2022. 1(1), 102.

Situmeang, M.A. Perbedaan pelepasan ion nikel dan kromium pada beberapa merek kawat stainless steel yang direndam dalam asam cuka. Jurnal Ilmiah Farmasi. UNSRAT. 2016. 5(4): 253.

Sulmayeti. (2015). Perilaku Konsumsi Pemakaian Kawat Gigi Non Medis. Jom FISIP, 2(1), 1-10.

Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2009). Principles of Anatomy and Physiology. In E Book. https://doi.org/10.2307/3423898

Wihardja, R., & Setiadhi, R. (2018). Kondisi Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa SDK Yahya. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, 30(1), 26-32.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2023-07-03

Terbitan

Bagian

Artikel Penuh