https://jurnal.iik.ac.id/index.php/jenggala/issue/feedJenggala : Jurnal Riset Pengembangan dan Pelayanan Kesehatan2022-06-30T00:00:00+00:00Forman Novrindo Sidjabatsidjabat.fn@iik.ac.idOpen Journal Systems<p><strong>Jenggala: Jurnal Riset Pengembangan dan Pelayanan Kesehatan </strong>merupakan Jurnal Ilmiah yang berfokus pada pengembangan kesehatan masyarakat berdasar pilar kesehatan masyarakat dan upaya manajerial unit penunjang difasilitas pelayanan kesehatan guna mencapai penyelenggaraan layanan kesehatan yang paripurna dan bermutu. Jurnal ini mempublikasikan hasil penelitian dibidang Kesehatan Masyarakat, Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, serta Administrasi Rumah Sakit yang didalamnya mencakup (<strong><em>scope</em></strong>):</p> <p>1. Epidemiologi<br />2. Promosi Kesehatan dan Perilaku<br />3. Kesehatan Lingkungan<br />4. Gizi Masyarakat<br />5. Kesehatan dan Keselamatan Kerja<br />6. Kesehatan Reproduksi<br />7. Manajemen Data dan Statistik Kesehatan<br />8. Manajemen Penyelenggaraan dan Mutu Pelayanan Kesehatan<br />9. Manajemen Informasi Kesehatan<br />10. Manajemen Unit Pelayanan Kesehatan<br />11. Manajemen Sistem Informasi Kesehatan</p> <p>Jurnal ini diterbitkan Fakultas Teknologi dan Manajemen Kesehatan <a href="https://www.iik.ac.id/">Institut ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata</a> yang dipublikasikan setahun dua kali yaitu bulan <strong>Juni dan Desember </strong>nomor <a href="https://issn.lipi.go.id/terbit/detail/20220630111107316">ISSN. 2830-7976</a>. Semua publikasi di <strong>Jurnal Riset Pengembangan dan Pelayanan Kesehatan</strong> ini bersifat akses terbuka yang memungkinkan artikel tersedia secara bebas online tanpa berlangganan.</p>https://jurnal.iik.ac.id/index.php/jenggala/article/view/36Penyebab Ketidaklengkapan Berkas Klaim Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin: Pendekatan Kualitatif2022-06-07T08:05:56+00:00Hikmawan Suryantohikmawan.suryanto.hs@gmail.com<p>Penyelenggaraan jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan sebuah amanat konstitusi sebagaimana telah tercantum dalam UUD 1945 pasal 34 yang menyatakan bahwa fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Pada bulan januari-april 2022, sebanyak 77 persen berkas klaim biaya pelayanan kesehatan penduduk miskin di Kota Probolinggo masih tidak lengkap. Hal ini tidak sesuai dengan persyaratan administrasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Walikota Nomor 156 Tahun 2019. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab ketidaklengkapan berkas klaim pembiayaan pelayanan kesehatan penduduk miskin. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pendekatan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Waktu penelitian pada bulan Mei 2022. Tempat penelitian di Dinas Kesehatan, PP dan KB Kota Probolinggo. Teknik pengambilan sample yaitu total sampling. Informan dalam penelitian ini yaitu petugas verifikasi klaim pembiayaan pelayanan kesehatan sebanyak 3 orang. Pengambilan data primer dengan cara melakukan FGD (<em>Focus Group Discussion</em>) dan NGT (<em>Nominal Group Technique</em>). Hasil penelitian menunjukkan bahwa standar prosedur operasional (SPO), kinerja petugas, ketelitian petugas, dan belum adanya lembar ceklist merupakan faktor penyebab ketidaklengkapan berkas klaim. Disarankan bagi instansi tekait untuk membuat standar prosedur operasional (SOP) dan lembar ceklis. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan melanjutkan penelitian dengan variabel yang lebih beragam.</p>2022-06-20T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2022 Hikmawan Suryantohttps://jurnal.iik.ac.id/index.php/jenggala/article/view/41Tinjauan Kebijakan Pengamanan Fisik Dokumen Rekam Medis dari Faktor Ekstrinsik dan Intrinsik Di RSU X Kediri2022-06-14T03:54:16+00:00Indah Susilowatiindah.susilowati@iik.ac.idSahitya Nashirohsahitya0307@gmail.com<p>Dokumen rekam medis mempunyai peran penting karena merupakan dokumentasi serta informasi riwayat penyakit pasien sehingga harus terjaga keamanannya dari kerusakan, kehilangan dan bahaya lain agar kesinambungan data kesehatan terlindungi. Fisik dokumen rekam medis dapat mengalami kerusakan seperti kertas sobek dan berjamur, untuk itu perlu perawatan agar kondisinya terpelihara dalam kurun waktu tertentu. Tujuan penelitian mengetahui pelaksanaan pengamanan fisik dokumen rekam medis di ruang <em>filing</em> tahun 2020 RSU X Kediri. Metode penelitian <em>cross-sectional</em> dengan pendekatan <em>retrospektif. </em>Populasi sejumlah 15.935 dengan sampel 100 dokumen rekam medis. Pengumpulan data dengan pengamatan dan wawancara petugas di ruang <em>filing</em>. Hasil penelitianya, Kebijakan dan SPO terkait pengamanan fisik dokumen rekam medis belum ada. Pengamanan fisik dokumen rekam medis meliputi faktor instrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik penyebab kerusakan adalah kertas sampul yang tipis. Faktor ekstrinsik terdiri dari faktor fisik, biologi dan kimia. Faktor fisik menyebabkan kerusakan rekam medis adalah rembesan air dan rak <em>filing</em> penuh, faktor biologi adalah serangga dan tikus, serta faktor kimia yaitu ada debu yang menempel pada rekam medis. Kesimpulannya, RSU X Kediri tersedia kebijakan instalasi rekam medis dan SPO tentang Pengamanan Dokumen Rekam Medis. Pengamanan fisik dokumen rekam medis dari faktor instrinsik yang belum sesuai kertas yang tipis, dari faktor ekstrinsik yang belum sesuai rak penuh, rembesan air, debu dan serangga. Penyebab kerusakan dokumen rekam medis karena faktor instrinsik dan ekstrinsik serta sarana prasarana yang belum memadai. Sarannya membuat aturan terkait pengamanan fisik dokumen rekam medis, memperbaiki sarana dan prasarana ruang <em>filing,</em> secara bertahap memasukkan dokumen rekam medis yang rusak ke komputer</p>2022-06-28T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2022 Indah Susilowati, Sahitya Nashirohhttps://jurnal.iik.ac.id/index.php/jenggala/article/view/46Pemahaman Pasien Tentang Proses Alur Pelayanan Rawat Jalan Sebelum dan Sesudah Menggunakan “X-Banner” di Puskesmas Tugu2022-06-24T02:08:06+00:00Gunawanguracht@gmail.comSuly Herawatyguracht@gmail.com<p>Alur pendaftaran pasien rawat jalan di Puskesmas Tugu digabungkan untuk beberapa pelayanan, sehingga banyak pasien belum paham. Perbaikan alur pelayanan pasien rawat jalan yang lebih mudah dipahami sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pemahaman pasien tentang alur pelayanan rawat jalan sebelum dan sesudah menggunakan <em>X-Banner</em>. Desain penelitian menggunakan <em>research and development</em>. Populasi penelitian, seluruh pasien rawat jalan yang mendaftar bersifat <em>invinite. </em>Sampel diambil secara <em>accidental sampling </em>sebanyak 72 pasien. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan rumus <em>T-independent</em>. Hasil penelitian didapatkan gambar alur pelayanan rawat jalan lama sulit dipajami karena satu gambar digunakan untuk beberapa pelayanan. Tingkat pemahaman pasien terhadap alur pelayanan pasien rawat jalan lama dengan kriteria baik 34,7 persen, cukup 36,1 persen dan kurang dari 29,2 persen. Pembuatan model alur pelayanan rawat jalan yang baru menggunakan media <em>X-Banner</em> melibatkan petugas pendaftaran berhasil disepakti dan dibuat untuk diujicobakan. Hasil uji coba di dapatkan tingkat pemahaman pasien terhadap alur pelayanan pasien rawat jalan baru dengan kriteria baik 48,6 persen, cukup 27,7 persen dan kurang 23,7 persen. Hasil analisa uji <em>T-independent </em>tentang pemahaman alur pelayanan pasien rawat jalan sebelum dan sesudah menggunakan <em>X-Banner</em> nilai p < 0,001. Kesimpulan hasil penelitian menunjukan ada peningkatan pemahaman pasien yang bermakna sebelum dan sesudah menggunkan <em>X-Banner</em> alur pelayanan pasien rawat jalan.</p>2022-06-29T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2022 Gunawan Rachmat, Suly Herawatyhttps://jurnal.iik.ac.id/index.php/jenggala/article/view/45Perbandingan Efisiensi Penggunaan Tempat Tidur dan Jenis Penyakit Tahun 2018 dan 2019 di Rumah Sakit Tipe C2022-06-15T11:58:18+00:00Nanda Bulan Puji Rahayuadnannalub@gmail.comForman Novrindo Sidjabatsidjabat.fn@iik.ac.id<p>Salah satu aspek yang perlu diperhatikan pada pelayanan rumah sakit yaitu penggunaan tempat tidur pasien (TT). Tempat tidur pasien perlu mendapatkan perhatian yang besar dari manajemen rumah sakit karena sebagai tempat perawatan pasien dan perlu diatur untuk memperoleh efisiensi penggunaanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efisiensi penggunaan tempat tidur dan jenis penyakit tahun 2018 dan 2019 di Rumah Sakit Tipe C. Penelitian bersifat deskriptif dengan Objek penelitian yang digunakan adalah seluruh data rekap sensus harian rawat inap dan data jenis penyakit setiap ruang rawat inap. Nilai efisiensi menggunakan standar Kementerian Kesehatan RI dan digambarkan dengan grafik Barber Johnson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan tempat tidur di RS Tipe C pada tahun 2018 sudah efisien dan pada tahun 2019 belum efisien. jenis penyakit infeksi adalah <em>thypoid fever, dengue haemorrhage fever, gastroenteritis</em> dan pneumonia; penyakit noninfeksi adalah <em>chronic kidney disease, diabetes mellitus</em> (DM), <em>cerebral infarction</em>; dan beberapa kasus kehamilan. Saran yang dapat diberikan adalah perlu realokasi tempat tidur yang kurang efektif.</p>2022-06-29T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2022 nanda bulan, Forman Novrindo Sidjabathttps://jurnal.iik.ac.id/index.php/jenggala/article/view/37Desain Pengembangan Basis Data Sistem Surveilans Coronavirus Disease-19 (COVID-19)2022-06-11T06:42:39+00:00Wulandari Suryaningsih Swadayantisuryaningsihswadayanti23@gmail.com<p>Surveilans COVID-19 adalah kegiatan yang bertujuan untuk memberikan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien. Salah satu strategi penguatan surveilans COVID-19 yaitu manajemen data, dibutuhkan integrasi berbagai sistem informasi surveilans yang ada agar dapat meningkatkan efisiensi dalam operasional kerja. Dari ketiga aplikasi sistem surveilans COVID-19 yaitu <em>New All Record</em> (<em>New All Record</em> PCR dan <em>New All Record</em> Antigen) dan Silacak memiliki kesamaan yang sama dalam isi field/atribut dalam form sistem sehingga memerlukan intergrasi antar satu sama lain untuk mengurangi redudansi data yang akan berpengaruh pada nilai <em>Positivity Rate.</em> Sehingga penelitian ini bertujuan untuk melakukan desain pengembangan basis data sistem surveilance COVID-19. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional deskriptif. Penelitian dilakukan di UPTD Puskesmas Tiron Kabupaten Kediri Tahun 2021. <em> </em>Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari form dari ketiga aplikasi surveilans COVID-19 yaitu <em>New All Record</em> PCR, <em>New All Record</em> Antigen dan Silacak. Analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan bagaimana hasil pengembangan basis data pada penelitian ini dengan menggunakan <em>Epi Info versi</em> 7 sebagai perangkat lunak. Pengembangan basis data dilakukan dengan perancangan basis data logical dan perancangan basis data fisikal. Integrasi dari ketiga aplikasi tersebut diharapkan dapat bermanfaat dan memudahkan user dalam kegiatan surveilans COVID-19. Redundansi data juga dapat diminimalisir dalam integrasi ketiga aplikasi tersebut.</p>2022-06-29T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2022 Wulandari Swadayantihttps://jurnal.iik.ac.id/index.php/jenggala/article/view/35Analisis SWOT Puskesmas Turi Kabupaten Lamongan Sebagai Bentuk Strategi Pengembangan Organisasi2022-06-09T11:10:53+00:00Gerardin Ranind Kiranagerardinrk@gmail.comReny Nugrahenireny.nugraheni@iik.ac.id<p>Sebagai upaya peningkatan pelayanan kesehatan, Puskesmas Turi yang terletak di Kecamatan Turi dengan jumlah kunjungan rawat jalan tertinggi di Kabupaten Lamongan, perlu melaksanakan analisis SWOT secara rutin, agar mengetahui berbagai kekurangan internal dan meminimalisir tantangan eksternal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan aspek-aspek dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan di Puskesmas Turi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, dengan jumlah responden sebanyak 5 orang dengan teknik sampling <em>purposive sampling</em>, terdiri dari seluruh pimpinan staf manajemen puskesmas. Instrumen Penelitian menggunakan kuesioner riset SWOT, dengan 14 kriteria untuk <em>Internal Factors Analysis Summary</em> dan 12 kriteria untuk <em>Eksternal Factors Analysis Summary</em> . Hasil SWOT analisis di Puskesmas Turi dapat diketahui bahwa Puskemas Turi terletak di kuadran 3. Posisi ini menandakan sebuah organisasi mempunyai peluang yang besar tetapi memiliki kelemahan pada sumber internal. Pada kuadran 3 termasuk ke dalam tahap pembenahan atau ubah strategi dengan cara menghilangkan kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang yang tersedia. Berdasarkan strategi tersebut, maka yang dapat dilakukan adalah memberikan kesempatan para SDM Kesehatan di Puskesmas Turi untuk mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan sebagai bentuk perbaikan etos kerja dan keterampilan individu, serta dilakukannya banyak program <em>promotif</em> dan bersifat <em>preventif </em>oleh para SDM kesehatan Puskesmas Turi yang cakap dan terampil<em>,</em> dimana program-program tersebut melibatkan masyarakat sekitar puskesmas, dengan harapan agar dapat meningkatkan jumlah pemanfaatan pelayanan puskesmas.</p>2022-06-29T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2022 Gerardin Ranind Kirana, Reny Nugrahenihttps://jurnal.iik.ac.id/index.php/jenggala/article/view/39Gambaran Karakteristik Pasien Diabetes Melitus di Puskesmas Semen Tahun 20212022-06-22T02:06:23+00:00Krisnita Dwi Jayantikrisnita.jayanti@iik.ac.idNur Fitriyanikrisnita.jayanti@iik.ac.id<p>Diabetes Melitus merupakan jenis penyakit yang bersifat kronis atau menahun. Penyakit diabetes melitus menjadi penyebab utama terjadi kebutaan, penyakit jantung dan gagal ginjal. Tujuan penelitian yaitu mengetahui gambaran penyakit diabetes mellitus berdasarkan karakteristik jenis kelamin, usia,wilayah pasien di Puskesmas Semen tahun 2021. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain seri kasus. Populasi pada penelitian adalah penderita diabetes melitus tahun 2021 sebanyak 677 dengan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik pasien diabetes melitus terbanyak pada usia45-54 tahun (lansia) sebanyak 196 kasus. Jenis kelamin perempuan sebanyak 496 kasus. Wilayah dengan kasus terendah berada di wilayah Kanyoran sebanyak 16 dengan persentase 2 persen. Perlu adanya peningkatan kegiatan jejaring dan puskesmas keliling terutama di daerah Kanyoran. Petugas Kesehatan perlu meningkatkan promosi kesehatan seperti pemantauan gula darah secara rutin, perawatan luka, kepatuhan mengkonsumsi obat anti diabetes melitus, menyalakan api, pentingnya aktivitas fisik rutin, serta menghindari makanan yang tinggi kalori dan lemak.</p>2022-06-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2022 Krisnita Dwi Jayanti, Nur Fitriyani